Langsung ke konten utama

Postingan

A Letter to Whom It May Concern

Postingan terbaru

Berdialog dengan Diri Sendiri?

Selasa, 28 September 2021. Hai. Selamat ulang tahun, ya. Semoga apa yang kamu cita-citakan, apa yang kamu harapkan bisa terwujud. Membahagiakan kedua orang tua, punya keluarga yang harmonis, punya rumah yang nyaman meski ngga terlalu besar-besar banget, punya anak yang lucu-lucu, punya suami yang baik dalam segala hal (aamiin) dan lain-lain. Mungkin semua harapan ini terlalu klasik atau biasa-biasa aja. Tapi, ini adalah hal yang aku harapkan terjadi beberapa tahun ke depan. Kamu keren banget bisa sampai di titik ini. Kamu keren banget bisa menanggung semua beban yang kamu rasain sendiri. Kamu keren banget bisa menyembuhkan rasa sakit tanpa siapa-siapa. Semua masalah, semua beban dan semua sakit kamu telan tanpa bantuan siapapun. Ingat nggak, sudah berapa banyak air mata yang bercucur di setiap sholat mu? Ingat nggak, seberapa banyak tisu yang kamu pakai untuk mengelap air mata mu sebelum tidur? Kamu hebat. Kamu bisa menjalani hidup yang belum nyaman. Kamu hebat bisa terlihat baik-baik

Kamu Apa Kabar?

 26 Agustus 2021. Detik ke detik, menit ke menit hingga jam ke jam. Semua berlalu begitu saja tanpa ada kesan maupun pesan. Usia bertambah, namun lingkup pertemanan malah semakin berkurang. Dipaksa menjadi dewasa oleh keadaan sendiri. Mau tidak mau, bisa tidak bisa. Semua harus dilakukan. Menyerah bukan jawaban, berjuang sebuah keharusan. Kehidupan orang dewasa ternyata tidak semudah yang terlihat di film-film. Kerja di perusahaan bergengsi, hidup di apartemen mewah, punya pasangan yang mapan dan tampan, ditambah lagi faktor good-looking menjadi suatu unsur penting. Boro-boro. Apalagi di masa pandemi begini, cari kerja juga susahnya luar biasa.  Dibantai habis-habisan oleh rasa kesepian dan kesendirian. Disiksa tanpa pandang bulu oleh rasa ketakutan. Sebenarnya kuncinya memang cuma satu, bersyukur. Kalau saja bersyukur (apalagi diiringi dengan rasa ikhlas) itu bisa dilakukan dengan mudahnya, hidup akan terasa lebih nikmat untuk dijalani. Tapi apa daya, manusia memang tidak ada puasnya.

Alhamdulillah, I've been graduated!

Hi, Pembaca! Udah lama banget ya ngga ada ngepost. Banyak banget yang harus dikerjain soalnya. Sampai akhirnya sudah menyandang gelar sarjana nih HAHAHA. Saya ingin bercerita tentang bagaimana proses menyelesaikan skripsi hingga hari Selasa tanggal 10 November 2020 kemarin, saya dan teman-teman lain telah resmi diwisuda.  Semua berawal dari bulan Oktober 2019, pembagian komisi pembimbing untuk mahasiswa angkatan saya yang telah memenuhi syarat. Saya coba cek nama saya di surat edaran. Lembar pertama belum ada, lembar kedua juga belum. Sampai di lembar akhir, yup. Saya menemukan nama saya disandingkan dengan satu dosen senior yang benar-benar orang lapangan dan satu dosen junior yang hanya pernah masuk sekali di kelas saya.  Sebelumnya, saya punya gambaran penelitian yang notabene menggunakan data sekunder, mengenai analisis forecasting ekspor CPO beberapa tahun ke depan dikarenakan beberapa bulan ke belakang CPO Indonesia mengalami penururan ekspor yang cukup signifikan. Namun melihat

Beginikah Kuliah Itu?

Assalamualaikum semuaaaa. Yay, btw udah lama ya ga ngeshare sesuatu di blog ini. You know lah, di samping banyaknya kesibukan saya *wkwk*, toh I know banyak yang udah berpaling dari blogspot ke media sosial yang lain, kecuali kalau lagi butuh bahan buat nyaiapin tugas sekolah ataupun kuliah. Hehe. Jadi, ditulisan saya kali ini, saya ingin sedikit ngeshare opini saya sebagai seorang mahasiswa semester 4 tentang bagaimana dunia perkuliahan yang udah saya alamin. Terutama dari sistem yang diterapin di kampus saya. Hem. Langsung aja. Perkenalkan, saya Annisa, kembaran Raline Shah yang terselubung *halah*, yang sering dipanggil Ichak. Saya kuliah di universitas PALING ternama di Sumatera Utara. Minat bidang saya itu identik dengan duit-duitan dalam dunia percangkol-cangkolan *lah gimana coba* *tebak aja sendiri ya haha* Sering disebut artis pertanian kalau di fakultas, karena dibanding yang lain, jurusan saya adalah jurusan yang paling banyak cewe cantik inceran senior dengan followers samp

Thank you, My 2015

Hai hai hai! Yup ngga kerasa udah mau lanjut buka episode baru aja ya, 2016.  Banyak banyak banget pelajaran yang aku terima di tahun ini. Banyak yang udah kecapai dan banyak juga yang ga berjalan sesuai rencana. But that's okay, namanya juga hidup. Kadang di bawah kadang di gidaw. Hal yang paling berkesan yang aku dapetin di tahun ini adalah: "engga harus jadi sosok yang sempurna agar kamu punya kisah yang sempurna pula." Pemeran utama ga harus punya cerita yang sempurna kok. Iya. Hehe. Di tahun ini aku udah resmi jadi penduduk Indonesia alias udah 17 tahun. Kemudian juga, di tahun ini aku udah dibentuk jadi pribadi yang lebih dewasa, lebih bijak dan lebih bisa ngontrol emosi dan nyari solusi dari sebuah masalah. Udah gitu, tahun 2015 ini emang sih aku juga sering sebel dan kesel sama temen-temen yang sering ngebully aku habis-habisan tapi cuma aku senyumin doang dan aku anggap masa bodo, tapi itu kaya jadi cambuk buat ku untuk nunjukin sesuatu sama mereka.  Oya, sekeda

How is my sanlat?

Assalamualaikum semuaaaaa... Yeay akhirnya ada waktu untuk ngepos dan bagi-bagi pengalaman ane yang tidak seberapa ini.  Nah untuk kali ini, ane bakalan sharing tentang ane yang menjadi partisipan pesantren kilat ramadhan selama tiga tahun berturut-turut. Penasarankah? Engga ya? Yaudah din gajadi. Wkwk canda.   Oke, mari kita mulai! TAHUN PERTAMA.  Baiklah, di tahun pertama ane diposisikan sebagai peserta dikarenakan pada saat itu, ane mah masih siswa kelas satu alias junior paling bontot yang saat itu baru kena mos empat hari pas bulan puasa seminggu sebelum acara sanlat nya berlangsung. Dalem ati mikir sih, ya ampun kok kakak-kakak ini sanggup banget nyanlatin kami lagi padahal kami nya aja kemarin baru selesai mos. Awalnya sih mikir nya gitu ya, tapi lama kelamaan ane udah nemu jawabnya kenapa kami semua pada digituin. Ya itu yang pertama, bikin kami jauh lebih mandiri, yaitu kami dapat nyelesain sesuatu tanpa ada batuan dari orang tua, alias cuma ada diri sendiri yang ngurus diri